Pada dasarnya profesi apapun tidak masalah apabila hal tersebut berkaitan dengan cita dan cinta. Pada dasarnya profesi apapun tak masalah selama ia halal di jalankan dan mendatangkan banyak manfaat. Namun karena saat ini standar untuk memilih pasangan pada umumnya disandarkan pada aspek keduniawian semata, akhirnya banyak pria ataupun wanita memilih untuk menunda pernikahannya dan menunggu pasangan yang sempurna bagi dirinya.
Dalam sebuah kesempatan saat admin hendak memberikan feedback pada komentar yang masuk pada salah satu artikel tulisan, ada hal yang menarik terkait dengan pernikahan ini.
Saat itu admin tengah melihat komentar dari postingan artikel admin yang membahas tentang kerelaan hati seorang perawat untuk menikah dengan tukang sadap karet. Artikel ini memang menjadi salah satu artikel yang tengah viral, bahkan hal ini membuat beberapa rekan sesama penulis yang mengomentari judul yang mengatakan bahwa pria itu kaya tidak miskin. Walaupun sejatinya sumber dari postingan pun tak ada keterangan kaya atau miskin, dan penulis tersebut akhirnya menimpali untuk membalas dengan penggunaan judul yang klik bait, emang situ ga pernah? heheh kadang ada sebagian yang tidak melakukan introspeksi diri hehe.
Kembali pada persolan menikah, dimana komentator tersebut mengatakan bahwasanya ia pun mengalami hal demikian. Dan ia mengungkapkan bahwa itu adalah hal biasa saja.
Komentar tersebut seperti ini "apa bedanya sama gw yg sering mandiin sapi ama kebo, org gw yg punya peternakan..isteri gw cantik sholeh yg skrg menjadi kepala sekolah smu negeri di kota.. noh sapi gw 100rb ekor dlm sebulan gw bisa jual 10rb ekor".
Walaupun akun dan nama itu masih anonymous dan belum jelas kepala sekolah di sekolah mana dan daerah mana, namun hal ini ternyata di indonesia juga ada loh.
Waw ternyata hal ini tak hanya terjadi di negeri sebrang saja, diindonesia pun ada yang seperti ini. Hal ini tentu saja membuat beberapa wanita yang melihat dunia saja seperti fisik yang ganteng, pokoknya harus PNS, lulusan S1 menjadi malu.
Komentator tersebut mengajarkan sebuah hikmah bahwasanya jangan lihat penampilan semata, bisa jadi apa yang dianggap sebagai orang yang nampak biasa saja sejatinya ia adalah orang yang luar biasa.
Semoga ini dapat dipahami dan diperhatikan untuk memilih calon pasangan masa depan. Semoga bermanfaat.
Sumber
Saat itu admin tengah melihat komentar dari postingan artikel admin yang membahas tentang kerelaan hati seorang perawat untuk menikah dengan tukang sadap karet. Artikel ini memang menjadi salah satu artikel yang tengah viral, bahkan hal ini membuat beberapa rekan sesama penulis yang mengomentari judul yang mengatakan bahwa pria itu kaya tidak miskin. Walaupun sejatinya sumber dari postingan pun tak ada keterangan kaya atau miskin, dan penulis tersebut akhirnya menimpali untuk membalas dengan penggunaan judul yang klik bait, emang situ ga pernah? heheh kadang ada sebagian yang tidak melakukan introspeksi diri hehe.
Kembali pada persolan menikah, dimana komentator tersebut mengatakan bahwasanya ia pun mengalami hal demikian. Dan ia mengungkapkan bahwa itu adalah hal biasa saja.
Komentar tersebut seperti ini "apa bedanya sama gw yg sering mandiin sapi ama kebo, org gw yg punya peternakan..isteri gw cantik sholeh yg skrg menjadi kepala sekolah smu negeri di kota.. noh sapi gw 100rb ekor dlm sebulan gw bisa jual 10rb ekor".
Walaupun akun dan nama itu masih anonymous dan belum jelas kepala sekolah di sekolah mana dan daerah mana, namun hal ini ternyata di indonesia juga ada loh.
Waw ternyata hal ini tak hanya terjadi di negeri sebrang saja, diindonesia pun ada yang seperti ini. Hal ini tentu saja membuat beberapa wanita yang melihat dunia saja seperti fisik yang ganteng, pokoknya harus PNS, lulusan S1 menjadi malu.
Komentator tersebut mengajarkan sebuah hikmah bahwasanya jangan lihat penampilan semata, bisa jadi apa yang dianggap sebagai orang yang nampak biasa saja sejatinya ia adalah orang yang luar biasa.
Semoga ini dapat dipahami dan diperhatikan untuk memilih calon pasangan masa depan. Semoga bermanfaat.
Sumber
No comments:
Post a Comment